Rabu 9 September 2013
Kali ini saya mau menceritakan mengenai pacar saya. Dia adalah
orang yang bisa membuatku terbuka setelah 21 tahun menjadi orang yang tertutup.
Tertutup disini saya sulit sekali untuk menceritakan tentang seluk beluk saya
terhadap orang. Meskipun iya hanya pada beberapa orang saja, dan ceritanya
hanyalah masalah percintaan dan hal-hal lain yang tidak begitu berat. Saya tidak
pernah menceritakan apapun tentang keluarga ke siapapun. Tidak pernah, kecuali
pada dia. Awalnya berat dan terasa aneh. Karena memang diluar kebiasaan. Tetapi
setelah itu saya merasa aman. Karena tidak ada efek yang berlebihan ketika aku
bercerita. Kehidupan keluargaku sebelumnya aku anggap tidak membanggakan hingga
tidak sepantasnya dibicarakan. Bahkan terkadang cenderung merasa rendah diri
karena tahu bahwa keluargaku bermasalah. Awalnya saya takut kalo orang yang
mendengar cerita ini akan merasa kasian padaku. Itu lah kenapa aku tidak
cerita. Aku benci untuk dikasihani. Di sini aku takut pacarku mengasihani aku
juga. Sikapnya akan berubah dan itu pasti menyebalkan. Tapi nyatanya tidak. Dia
masih bersikap biasa. Dia menerima ku dengan latar belakang keluargaku. Dengan begini
aku merasa aman dan nyaman. Aku tidak pernah se-‘diri sendiri’ ini sejak sekian
lama. Saya bisa nyaman mengobrol tanpa harus mengkhawatirkan ini itu. Karena yang
dilihat bukan aku yang dulu, tapi aku yang sekarang dan yang diyakininya di
masa depan. Jika dia membaca tulisan ini pasti dia akan merasa kalo aku ini
lebay. Ya memang begitulah sikapnya. Tapi jika tidak saya tulis nanti lupa. Begini
juga yang saya maksud adalah bentuk penghargaan saya pada sikap dan pengaruh
yang dia berikan. Banyak pelajaran yang diambil dari hubungan ini, tapi tentu
juga hal yang menyebalkan tidak kalah banyak. Kami sering berantem, ya mungkin
memang seperti itu keadaan umum dari tiap pasangan. Kadang hal seperti itu
membuat jenuh. Tetapi sampai saat ini masih bisa bertahan. Aku bersyukur. Karena
dia bisa bertahan dengan saya. Ahaha mungkin itu salah satu kelebihan dia dari
hubungan ini. Karena dia juga, saya berani menuliskan hal-hal mengenai keluarga
saya di-blog ini. Ada beberapa hal yang belom saya ceritakan pada dia. Bukan berarti
tidak cerita. Tetapi jika saya menceritakannya sekarang saya pikir efeknya
tidak bagus. Dia sedang memiliki masalahnya sendiri, baik keluarga atau
masalahnya sendiri seperti skripsi. Saya bercerita di blog duluan bukan berarti
saya tidak menghargai dia. Aku sudah menjelaskan sebelumnya. Entahlah dengan
menulis ini saya takut tiba-tiba dia baca blog saya, dan nanti saya diomelin. Dengan begini ketauan kalo saya itu SUSIS. Ahahaha. Saya menulis di blog dan merasa
aman karena orang di luar sana tidak akan terlalu terpengaruh dengan curhatan
saya ini, jarak socsal pun (tidak kenal maksudnya) menyebabkan tidak terlalu
peduli dengan masalah saya. Karena saya tahu masih banyak orang-orang yang
memiliki masalah yang lebih ruwet daripada saya sendiri.
Sebenarnya masih banyak hal lain yang ingin saya ceritakan
mengenai pacar saya. Soalnya dia menyenangkan, dia tidak suka digombali, jadi
jika dia tau saya menulis hal-hal bagus tentang dia terkadang dia akan merasa ‘getek’
dan saya sendiri sebenarnya getek juga. Ahahaha tapi saya tidak bisa menulis
dengan redaksi lain yang tidak bikin getek. Mungkin karena saya malas, dan gaya
penulisan seperti lebih mudah untuk dituangkan.
Dia itu orang kopo, kabupaten bandung. Banyak sekali yang
menyukainya. Padahal dia itu monster. Tidak ada apa yang ada dibalik paras
cantiknya, pipi kembunya, kulit putihnya, mata belonya, senyumnya. Dia mungkin
memiliki taring. Dia mungkin menyembunyikannya. Tapi taka apa-apa selama dia
baik hati.
No comments:
Post a Comment