Tuesday, January 8, 2013


Rabu 9 September 2013

Kali ini saya mau menceritakan mengenai pacar saya. Dia adalah orang yang bisa membuatku terbuka setelah 21 tahun menjadi orang yang tertutup. Tertutup disini saya sulit sekali untuk menceritakan tentang seluk beluk saya terhadap orang. Meskipun iya hanya pada beberapa orang saja, dan ceritanya hanyalah masalah percintaan dan hal-hal lain yang tidak begitu berat. Saya tidak pernah menceritakan apapun tentang keluarga ke siapapun. Tidak pernah, kecuali pada dia. Awalnya berat dan terasa aneh. Karena memang diluar kebiasaan. Tetapi setelah itu saya merasa aman. Karena tidak ada efek yang berlebihan ketika aku bercerita. Kehidupan keluargaku sebelumnya aku anggap tidak membanggakan hingga tidak sepantasnya dibicarakan. Bahkan terkadang cenderung merasa rendah diri karena tahu bahwa keluargaku bermasalah. Awalnya saya takut kalo orang yang mendengar cerita ini akan merasa kasian padaku. Itu lah kenapa aku tidak cerita. Aku benci untuk dikasihani. Di sini aku takut pacarku mengasihani aku juga. Sikapnya akan berubah dan itu pasti menyebalkan. Tapi nyatanya tidak. Dia masih bersikap biasa. Dia menerima ku dengan latar belakang keluargaku. Dengan begini aku merasa aman dan nyaman. Aku tidak pernah se-‘diri sendiri’ ini sejak sekian lama. Saya bisa nyaman mengobrol tanpa harus mengkhawatirkan ini itu. Karena yang dilihat bukan aku yang dulu, tapi aku yang sekarang dan yang diyakininya di masa depan. Jika dia membaca tulisan ini pasti dia akan merasa kalo aku ini lebay. Ya memang begitulah sikapnya. Tapi jika tidak saya tulis nanti lupa. Begini juga yang saya maksud adalah bentuk penghargaan saya pada sikap dan pengaruh yang dia berikan. Banyak pelajaran yang diambil dari hubungan ini, tapi tentu juga hal yang menyebalkan tidak kalah banyak. Kami sering berantem, ya mungkin memang seperti itu keadaan umum dari tiap pasangan. Kadang hal seperti itu membuat jenuh. Tetapi sampai saat ini masih bisa bertahan. Aku bersyukur. Karena dia bisa bertahan dengan saya. Ahaha mungkin itu salah satu kelebihan dia dari hubungan ini. Karena dia juga, saya berani menuliskan hal-hal mengenai keluarga saya di-blog ini. Ada beberapa hal yang belom saya ceritakan pada dia. Bukan berarti tidak cerita. Tetapi jika saya menceritakannya sekarang saya pikir efeknya tidak bagus. Dia sedang memiliki masalahnya sendiri, baik keluarga atau masalahnya sendiri seperti skripsi. Saya bercerita di blog duluan bukan berarti saya tidak menghargai dia. Aku sudah menjelaskan sebelumnya. Entahlah dengan menulis ini saya takut tiba-tiba dia baca blog saya, dan nanti saya diomelin. Dengan begini ketauan kalo saya itu SUSIS. Ahahaha. Saya menulis di blog dan merasa aman karena orang di luar sana tidak akan terlalu terpengaruh dengan curhatan saya ini, jarak socsal pun (tidak kenal maksudnya) menyebabkan tidak terlalu peduli dengan masalah saya. Karena saya tahu masih banyak orang-orang yang memiliki masalah yang lebih ruwet daripada saya sendiri.

Sebenarnya masih banyak hal lain yang ingin saya ceritakan mengenai pacar saya. Soalnya dia menyenangkan, dia tidak suka digombali, jadi jika dia tau saya menulis hal-hal bagus tentang dia terkadang dia akan merasa ‘getek’ dan saya sendiri sebenarnya getek juga. Ahahaha tapi saya tidak bisa menulis dengan redaksi lain yang tidak bikin getek. Mungkin karena saya malas, dan gaya penulisan seperti lebih mudah untuk dituangkan.

Dia itu orang kopo, kabupaten bandung. Banyak sekali yang menyukainya. Padahal dia itu monster. Tidak ada apa yang ada dibalik paras cantiknya, pipi kembunya, kulit putihnya, mata belonya, senyumnya. Dia mungkin memiliki taring. Dia mungkin menyembunyikannya. Tapi taka apa-apa selama dia baik hati.

No comments:

Post a Comment