Minggu 10 Februari 2013
Sudah satu minggu ini saya tidak
menulis untuk blog. Hari-hari sebelumnya saya kecapean, jadi mood buat nulis
sendiri dan waktu nya juga tidak membuat saya semangat untuk bercerita. Maaf
ya. Beberapa hari ini juga saya dilanda rasa malas, seperti yang sudah saya
ceritakan di post sebelumnya. Tetapi setelah malas itu untung saya
diperlihatkan kembali pada sosok pacar saya yang kewalahan mengurus judul untuk
skripsi nya. Dia sangat berusaha keras. Dia terus membaca bahan-bahan yang akan
dia jadikan judul. Saya bukan nya sotoy. Saya sendiri melihat tab dari browsing internetnya dipenuhi oleh bahan bacaan. Dan bacaan dari
topiknya sendiri berhubungan dengan kebijakan dan birokrasi. Ya! Memang sukar.
Dan sangat memusingkan. Untuk saya ini akan menjadi mimpi buruk bahkan untuk dia
sendiri ini adalah bagian yang paling mengesalkan dari hidup nya. Kamu tau apa
yang membuanya lebih mengesalkan lagi? Perjalanan dia tidak mulus. Berulang
kali dosen nya menolak judul yang dia ajukan. Kita yang tidak mengerti akan
menganggapnya enteng-enteng saja. ‘Cari aja judul lain’ mungkin seperti itu.
Tapi dalam kasus ini yaitu tentang jurusan dan karena dosen pembimbing dia.
Bagian ini tidak pernah menjadi mudah sama sekali. Karena dia sendiri bilang
dalam masalah ini dia diperintahkan untuk melihat sesuatu dari program dahulu.
Bukan lah dari fenomena. Saya tidak begitu mengerti, yang jelas dari cerita dan
kondisi dia, dia amat kesusahan. Dia harus melihat program, setelah itu
menentukan di mana dia akan melakukan penelitian, setelah itu mengobservasi
tempat tersebut, apakah ada atau tidak masalah yang dapat dibahas. Eit. Saya
belum selesai, dari proses tersebut dia harus melewati alur birokrasi terlebih
dahulu. Baik melalui dinas lalu ke kesbang (kesejahteraan bangsa) lalu ke
kantor pemerintahan lain (dinas kesehatan salah satu nya) mengajukan surat dan
menunggu surat di tiap instansinya baru lah ke tempat penelitian. Lalu apa?
Program dari tempat tersebut belum tentu bisa dijadikan sebagai tempat
penelitian tergantung dari observasi dan masalah yang ada. Ribet? Memang. Kita
tambah lagi dia telah ditolak berkali-kali, kita tambah lagi tempat penelitian
yang jauh seperti ke Sumedang, Jatinangor, Cimahi, Kabupaten Bandung dan
menulusuri kantor-kantor yang tentu berjauhan, belum lagi sering ada aparat
yang tidak partisipatif, waktu yang dikorbankan untuk menunggu, belum lagi
pikiran yang dikuras, belum lagi dalam penyusunan proposal penelitian, belum
lagi masalah dosen pembimbing yang ketus. Ya. Masalah dia sangat berat sekali.
Saya berusaha ada di samping dan ada ketika saat dia butuh. Kesehatannya pun
sedang tidak baik. Terkadang dia sering sakit. Semoga Yang Maha Kuasa
menguatkan dia dan memberi dia jalan. Saya mungkin tidak cukup untuk membantu
nya. Tapi saya berusaha sekuat kemampuan saya. Dia sedang dalam keadaan yang
drop. Saya pikir itu wajar. Saya pun pasti akan sangat jatuh dalam posisi dia.
Keberadaan seseorang di samping nya setidaknya akan membantu nya sedikit untuk
membangun semangat dia kembali. Aku berdoa yang terbaik untuk dia.
Dengan melihat hal itu. Saya pun
tidak akan menyerah pada tujuan saya. saya ingin menjadi seorang wirausahawan
yang sukses. Tentu target besar saya adalah menjadi peternak belut dengan skala
besar. Bagaimana dengan UTP? Sampai sekarang saya belum melanjutkan. Belum ada
perkembangan yang berarti. Tetapi berhubungan dengan itu saya beberapa hari
lalu melihat teman saya Antrop 2008 yang sedang sidang UP. Itu menginspirasi
saya. Jujur. Saya jadi ingin cepat-cepat lagi membereskan UTP saya dan kuliah
yang bener semester ini. Lalu sudah di lanjutkan UTP nya? Belum. Haha. Padahal
ada kata-kata dari pacar saya yang membuat saya merasa tertampar : “Kamu kan
gak ada kesulitan Birokrasi, udah sampe mana UTP-nya? Jangan males-malesan.”
Aku merasa tergerak tentu nya. Tapi apa dia tidak sadar kalo saya ini sangat
fokus untuk membantu dia dan menyemangati dia karena sedang drop. Baru urusan
saya sendiri. Haha mungkin dia sadar, hanya saja ekspresi nya beda. Jadi saya
salah paham.
No comments:
Post a Comment